Sabtu, 02 Maret 2013

Letak Akal, Nafsu dan Ruh Manusia Menurut Islam


Allah سبحانه و تعالى sebelum menciptakan manusia, telah terlebih dahulu menciptakan AQAL dan NAFSU, tertera dalam kitab durratun nasihin karangan Syeh Ustman bin Hasan as Syakir. Dalam hadist qudsi di sebutkan, saat Allah سبحانه و تعالى menciptakan Aqal, Allah سبحانه و تعالى mengajukan pertanyaan pada Aqal, Yaa ayyuhal aqli, man anta wa man ana, (Wahai Aqal, siapakah kamu dan siapakah Aku?). Ketika menerima pertanyaan, “Siapa kamu dan siapa Aku?” aqal menjawab “Ana A’bdun wa anta Rabbun.” saya hambaMu Dan Engkau Tuhanku..

Akan dan Nafsu

Di sisi lain, saat Allah سبحانه و تعالى menciptakan Nafsu, dan di ajukan pertanyaan yang sama, nafsu menjawab, Ana ana wa anta anta (Aku ya aku, dan kamu ya kamu), lantas Allah سبحانه و تعالى memasukkan ke neraka panas selama 1000 tahun. Setelah itu nafsu ditanya lagi, namun tetap gak kapok juga dengan menjawab hal yang sama, lantas di masukkan ke neraka dingin selama 1000 tahun. Setelah itu ditanya lagi, tetap juga sama jawabannya, lalu di masukkan ke neraka lapar selama 1000 tahun. Lalu diangkat dan ditanya lagi, baru ia menjawab Ana abdun wa Anta Robbun.

Macam-macam Air dan Pembagiannya.

1. Air yang suci dan mensucikan.
Air ini ialah air yang boleh diminum dan dipake untuk menyucikan(membersihkan) benda yang lain. Yaitu air yang yang masih murni yang jatuh dari langit atau terbit dari bumi dan masih tetap belum berubah keadaannya, seperti; air hujan air laut, air sumur, air es yang sudah hancur kembali, air embun, dan air yang keluar dari mata air. Allah berfirma Al-Anfal :11: “Dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk menyucikan kamu dengan hujan itu.
Perubahan air yang tidak menghilangkan keadaan atau sifatnya’suci menyucikan’. Walaupun perubahan itu terjadi salah satu dari semua sifatnya yang tiga(warna,rasa dan baunya) adalah sebagai berikut:
1. Berubah karena tempatnya, seperti air yang tergenang atau mengalir di batu belerang.
2. Berubah karena lama tersimpan, seperti air kolam.
3. Berubah karena sesuatu yang terjadi padanya, seperti berubah karena ikan atau kiambang.
4. Berubah karena tanah yang suci, begitu juga berubah yang sukar memeliharanya misalnya berubah karena daun-daunan yang jatuh dari poho-pohon yang berdekatan dengan sumur atau tempat-tempat air yang lainnya.